Inilah Faktor Penyebab Ba'alwi Ke Nusantara
Bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, baik Muslim maupun bukan, Yaman (nama resminya: Republik Yaman atau al-Jumhuriyyah al-Yamaniyyah) yang terletak di Asia Barat dan Semanjung Arabia ini diframing sebagai negeri para kabib keturunan Nabi SAW dan leluhur sebagian komunitas Arab Muslim di Indonesia. Banyak umat Islam di Indonesia bahkan mengelu-elukan komunitas kaum Kabib ini karena dianggap sebagai “keturunan” Nabi Muhammad SAW, padahal mereka tidaklah terbukti sebagai dzuriyahnya alias nasabnya palsu.
Meskipun tentu saja ada yang baik, toleran, dan nasionalis, namun sebagian dari mereka sering membuat keonaran di Indonesia dengan menebarkan intoleransi, fitnah, kedengkian, permusuhan, dan kekerasan dengan sesama umat manusia. Merekapun menipu umat serta untuk memuluskan kepentingannya dengan mengatasnamankan Nabi SAW.
Di Yaman sendiri, kelompok ini sangat minor, terbatas, dan sama sekali tidak memiliki pengaruh politik dan ekonomi di negaranya. Pamor keagamaan mereka cuma terbatas di beberapa tempat, sebagian besar terkonsentrasi di kota Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan, yang diframing sebagai “kota sadah”. Di Tarim ini ada para mahasiswa dan santri Indonesia yang belajar tentang aneka ragam studi Islam khususnya di al-Ahqaf University, Rub al-Tarim (Rubat Tarim), Dar al-Zahra, dan Dar al-Musthafa.
Karena sudah eksis sejak abad-abad silam, maka populasi warga Arab-Yaman (khususnya Hadramaut) di Indonesia memang jumlahnya lumayan banyak dan tersebar di berbagai kawasan: Aceh, Palembang, Jakarta, Bogor, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Solo, Surabaya, Lombok, Pontianak, Banjarmasin, Ambon, dan masih banyak lagi.
Meskipun komunitas ini sudah cukup lama datang di kawasan yang kemudian bernama Indonesia, tetapi migrasi mereka dari Yaman ke kepulauan ini baru terjadi secara intensif pada abad ke-19 (simak buku klasik L.W.C. Van Den Berg tentang “koloni Arab Hadrami” di nusantara), ketika ditemukan teknologi mesin uap sehingga memudahkan arus migrasi orang-orang Arab ke nusantara.
Ada banyak faktor yang menyebabkan mereka dahulu berkelana ke Nusantara selain atas program taktik Belanda diantaranya karena faktor kekeringan, kemiskinan, kelaparan, minimnya lapangan kerja, konflik dan peperangan berkepanjangan, dlsb. Hingga kini, Yaman masih dilanda kekerasan dan kelaparan yang membuat negara ini buram, bangkrut, dan berantakan sehingga masuk menjadi salah satu negara termiskin dan terbangkrut di dunia.
Seperti dijelaskan diatas, di antara orang-orang Arab Yaman yang melancong ke Nusantara ada yang mengklaim dari kelompok sadah, asyraf, yaitu kelompok Kabib yang mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, khususnya dari jalur Ali bin ‘Alwi sehingga sering disebut Ba’ ‘Alwi yang mengklaim secara sepihak tanpa bukti kuat sebagai keturunan langsung dari Ahmad bin Isa al-Muhajir yang keturunan Nabi Muhammad SAW. Namun setelah di teliti melalui uji tes secara data, kesejarahan dan genetika berkesimpulan bahwa para Kabib Ba'alwi ini bukanlah sebagai keturunan Nabi SAW.
Akan tetapi ada pula yang dari komunitas non-kabib, yaitu kelompok Irsyadi yang adalah golongan menengah dan Qaba’il sebagai kelas rendahan. Dalam sejarahnya, di Yaman, dari dahulu komunitas Irsyadi ini sering terlibat konflik dengan kelompok Kabib karena rebutan otoritas keislaman, konflik atas klaim sepihak komunitas kabib sebagai keturuan Nabi SAW, serta perbedaan tafsir atas pemahaman keagamaan (lihat studi Nels Johnson, Islam and the Politics of Meaning in Palestinian Nationalism).
Waallahu Alam
Komentar
Posting Komentar