Delapan Generasi Ulama Nusantara Kelas Dunia



Ulama mempunyai peran yang strategis di tengah masyarakat Islam. Ia adalah ahli waris para Nabi. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud:


"Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi, sebab para Nabi tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka mewariskan ilmu. Siapa saja yang memungut ilmu itu, maka ia mendapatkan bagian yang sempurna”.


Di Indonesia, lahir banyak ulama yang perannya tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak ulama Indonesia yang memiliki pengaruh besar di dunia internasional.


Ulama-ulama Indonesia ini telah berperan dalam mengembangkan pemikiran Islam dan menyebarkan pesan kebaikan ke seluruh penjuru dunia.


Yogyakarta, Rembang, Pacitan, Padang, Palembang hanyalah sebagian kecil kota di Indonesia yang menjadi saksi betapa digdayanya keilmuan Islam Nusantara.


Kelima kota itu sedikitnya telah melahirkan delapan generasi ulama kelas dunia. Hal tersebut terungkap dalam karya Syekh Yasin Padang: Al 'Iqdu Al Farid Min Jawahiri Al Asanid.


Kita punya tradisi keilmuan yang sudah mapan lebih dari delapan generasi di atas kita, bahwa delapan generasi itu diurutkan dan disusun oleh Syekh Yasin Padang asal Padang Pariaman, Sumatera Barat untuk merunut jalur periwayatan yang shahih dari Bukhari.


Urusan ini tidak main-main. Sebab, sanad merupakan urusan kredensial antara guru terbaik dan murid yang telah dianggap kompeten untuk menyusun ilmu pengetahuan.


Dalam hal periwayatan hadist, sanad memegang peranan penting. Sebab ia menjadi filter atau katalisator atas kredibilitas tiap perawi hadist.


Ada beberapa nama yang kerap kita temui saat mencari hadits. Misal, Imam Bukhari, Imam Muslim dan At Tirmidzi. Nah, Syekh Yasin Padang juga salah satu putra bumi pertiwi yang masyhur atas keahlian yang sama.


Karyanya yang fenomenal adalah menyusun sanad yang merunut antar ulama asal Indonesia di dalam kitab Al 'Iqdu Al Farid Min Jawahiri Al Asanid. Dalam kitab tersebut, terungkaplah sederet nama ulama asal Indonesia dalam riwayat Kitab Shahih Bukhari.


Ada Syekh Baqir dari Jogja, Kiai Baidlowi dari Lasem Rembang, kemudian terus naik generasi ke atasnya ada Syekh Mahfudz asal Tremas, Pacitan, Jawa Timur dan Syekh Abdus Shamad dari Palembang.


Dari nama-nama tersebut, diketahui ada tiga generasi turun-temurun yang memberikan sanad kepada anak-cucu. dan tercatat di dalam karya Syekh Yasin Padang. Yaitu ayah dan kakek dari Syekh Mahfudz Tremas Pacitan. Yakni Kiai Abdullah dan Syekh Abdul Manan.


Kemudian ada dari para guru Syekh Abdus Shamad, yaitu Syekh Aqib Palembang, Syekh Tayyib Palembang dan Syekh Ja'far Palembang.


Ini adalah jalur emas Ulama Nusantara. Tradisi keilmuan antara guru dan murid terus diwariskan di Nusantara. Ini adalah bukti kekayaan intelektual kita.


Kita harus menghapus mental minder yang menjadi tanda bekas negara jajahan. Bahwa Indonesia adalah negara besar yang mampu membentuk dan mempengaruhi arah pemikiran global dimasa kini maupun pada masa lalu.


Waallahu Alam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah 4 Ulama Bergelar Sunan Gunung Jati yang Wajib Diketahui

PRABHU AMANGKURAT AGUNG

Hadramaut Bukan Bagian Dari Yaman Di Zaman Nabi SAW