Kumpulan Tausiah Mbah Syekh Selama 62 Kali




Bahwa kitab ini sangatlah berbeda dengan kitab-kitab karya dari Klan Ba'Alwi yang penuh cerita Khurafat atau dongeng-dongeng yang tidak dapat dikonfirmasi ilmu pengetahuan.

Ketahuilah, agar hati seorang salik terbuka dan mampu menerima cahaya Allah, wajib baginya mengerti cara membukanya. Kitab ini merupakan kunci untuk membuka hati yang terbelenggu oleh gemerlap dunia yang fana, supaya terbuka lebar sehingga mampu menerima cahaya kebenaran Allah swt.

Kitab ini ditulis semata-mata untuk mencari keridhaan Allah, sebagai upaya meluaskan sanubari kaum muslimin. Sesuai dengan keinginan pengarangnya, kitab ini diharap mampu memberi embun penyejuk bagi setiap jiwa, menyucikan hati dan perilaku manusia, serta menafikan keberadaan entitas selain Allah swt. pada hati setiap hamba.

Kitab ini dapat mengantarkan kita untuk mengenal Allah dan luruh dalam kecintaan hanya kepada-Nya. Jika hati telah mengenal Allah, mencintai-Nya, dan dekat kepada-Nya, ia tidak akan terikat oleh apa pun selain perintah syariat. Bila benar dalam mencintai-Nya, ia akan menyerahkan diri, harta, dan segala miliknya kepada-Nya. Berbagai arah akan tertutup dan dalam dirinya hanya tersisa satu arah saja, yaitu Allah ‘Azza wa Jalla.

Al-Fath al-Rabbani wa al-Faydh al-Rahmani telah berhasil menyedot perhatian para ulama yang konsen memperbaiki kondisi ruhani dan perangai hati. Wajar, kitab ini berisi serangkaian nasihat yang diarahkan langsung ke jantung para pencari kebahagiaan akhirat.

Ungkapan-ungkapannya sangat luwes, namun jelas, tegas, dan mendalam. Kandungannya sangat menyentuh. Takkan bosan membacanya berulang-ulang. Kumpulan tausiah yang pernah disampaikan Mbah Syekh selama 62 kali pertemuan ini diringkas agar dipahami lebih lekas tapi tetap membekas. Laksana taman hikmah, buku ini bisa kita kunjungi kapan saja dan di halaman mana saja.

Al-‘Allamah Mbah Syekh Abdul Qadir al-Jailani merupakan seorang wali yang telah wushul kepada Allah swt. Namanya abadi sebagai jalan yang wajib dilalui para salik untuk sampai kepada Tuhannya, jalan itu bernama tarekat Qadiriyah. Sebuah tarekat yang menyebar luas di seluruh dunia dan memiliki banyak pengikut.

Beliau sangat terkenal sebagai seorang wali Allah yang sangat disegani di kalangan umat Islam sedunia (banyak ulama sezaman yang mencatatnya). Banyak karya yang telah ditulis semasa hidupnya, mulai dari kitab tasawuf hingga fikih. Kitab ini merupakan salah satu dari sekian banyak karyanya. Di dalamnya dibahas cara mendekatkan diri kepada Allah dengan sepenuh hati.

Mbah Syekh Abdul Qadir al-Jailani (1077–1166 M) adalah seorang ulama fikih dan ahli tarekat yang sangat dihormati oleh  semua kalangan umat Islam, khusus dari golongan Sunni. Dalam dunia sufisme, dirinya sangat dikagumi karena memiliki tingkat kesalehan yang amat tinggi. Ia adalah seorang dari suku Kurdi, suku yang mendiami wilayah Persia, kini berada di negara Iran.


Dari jalur sang ayah, silsilah Mbah Syekh Abdul Qadir al-Jaelani bisa dirunut sebagai berikut:


Syaikh Abdul Qadir, bin

Abu Shaleh, bin

Abu Abdillah, bin

Az-Zahid, bin

Muhammad Al Akbar, bin

Dawud, bin

Musa As Tsani, bin

Abdullah Tsani, bin

Musa al Jaun, bin

Abdullah Mahdi, bin

Hasan al Musanna,bin

Hasan as Sibthi, bin

Ali, bin Abi Tholib (Suami Fatimah Az Zahra binti Rasullah saw).


Sementara dari garis ibu, silsilah Mbah Syaikh Abdul Qadir al-Jaelani bisa ditelusuri sebagai berikut:


Syaikh Abdul Qadir, bin

Ummul Khair Fatimah, binti

Abdullah Atha’, bin

Mahmud, bin

Kamaludin Isa, bin

Abi Jamaluddin, bin Abdullah Sami’ Az Zahid, bin

Abu Alauddin al Jawwad, bin

Ali Ridho, bin

Musa Al Kazhim, bin

Ja’far as Shodiq, bin

Muhammad Al Baqir, bin

Zaenal Abidin, bin

Husen, binAli bin 

Abi Tholib (suami Fatimah Az Zahra binti Rasulullah saw)


Karya ilmiahnya sangat banyak, tercatat lebih dari kitab yang berhasil beliau tulis. Mulai dari ilmu fikih, tasawuf, hingga tafsir. Selain itu, tingkat kesalehannya yang amat tinggi membuatnya sebagai panutan bagi sekian ulama, di antaranya Ibnu Katsir dan Ibnu ‘Arabi. Oleh karena itu, Mbah Syekh Abdul Qadir patut dijuluki sebagai Ghautsul al-A’Zham, atau Sang Penolong yang Terbesar.


Waallahu Alam


* Copas dan Share sebanyak-banyaknya...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah 4 Ulama Bergelar Sunan Gunung Jati yang Wajib Diketahui

PRABHU AMANGKURAT AGUNG

Inilah Strategi Jitu Mereka