Belanda Mencetak Agen Dan Antek Yang Ras-nya Sama


Ba’alawi atau Bani Alawi bin Ubaidillah, yang mengklaim keturunan dari Sayyid Ahmad Al Abah Annafath bin Isa Ar-Rumi Al Husaini sedang mengalami ujian terbesarnya di Nusantara.

Mereka hadir sebagai kaum Imigran di Yaman yang entah darimana asalnya. Kajian genetik menyebutkan peta migrasi terakhirnya sebelum Yaman adalah dari Mesir. Tempat inseminasi Yuya dukunnya Fir’aun, yang berhaplogroup Y-DNA G2 sama dengan Ba’alawi. ( kini ada edukasi dari Dr. Sugeng Sugiharto pada channel Youtube nya )

Mesir juga mencatat tempat bercokolnya Dinasti Fathimiyyah. Kaum Yahudi pemalsu keturunan Nabi dan penganut Syiah Rofidhoh. Mereka pendukung Sekte Qaramitha Bahrain yang sesat. Gerombolan perampok, pembunuh ribuan jamaah haji, penjarah Mekkah dan pencongkel Hajar Aswad Ka’bah. Di era inilah, konon awal datuknya Ba’alawi hijrah ke Hadramaut.

Jika imigran dari ‘somewhere place’ ini ke Yaman dengan membawa beribu asa. Maka meningkat menjadi berjuta asa ketika hadir di Nusantara. Bagaimana tidak, mereka datang dari sudut Jazirah Arab yang sejak dulu paling miskin dan masih kacau-balau hingga sekarang. Apalagi berasal dari propinsi tersulit Hadramaut. Dengan diangkut oleh kapal-kapal Belanda menuju negeri laksana surga. Seketika hidup mulia dan bergelimang harta.

Dalam Kitab Al Istizadah yang ditulis Ali Muhsin Assegaf, cucu Mufti Tarim Abdurrahman Ubaidillah Assegaf, disebutkan kaum Imigran ini mampu mengirim uang dalam jumlah besar yang mampu membuat keluarganya tergiur berbondong-bondong ke Nusantara.

Perihal Kolonial Belanda, sebagai inisiator yang mendatangkan gelombang imigran Yaman ke Nusantara. Hal itu dilakukan baik ketika zaman VOC maupun pasca dibubarkannya. Dan tercatat jelas, bagaimana Kongsi Dagang VOC tersebut menjadi sangat kaya-raya dan menjadi perusahaan paling bernilai dalam sejarah perekonomian dunia. Kongsi dagang yang dimiliki banyak pemodal kuat, dan sebagian besar kaum Yahudi Eropa ( Akhenazic & Shepardic ).

Gubernur Jenderal Belanda pun sebagian besar adalah keturunan etnik Yahudi ini. Dari yang pertama Pieter Both, kemudian Jan Pieterson Coen yang tewas dalam penyerbuan Sultan Agung Mataram Islam, hingga yang terakhir Willem Arnold Alting. Tidak salah bila di Belanda tersimpan manuskrip terbanyak terkait keturunan Yahudi di dunia.

Dan pastinya ketika mereka ingin mencetak agen dan antek pastilah dicari yang ras-nya sama. Tujuannya meminimalisir pengkhianatan. Keterkaitan ras dengan segala sifat bawaannya, penting bagi kaum rasis untuk pekerjaan besar, rahasia dan strategis.

VOC sendiri hampir 2 abad menjadi perusahaan dagang terkaya di dunia. Maklum, sekitar 80% komoditas perdagangan penting dunia mereka kuasai. Bayangkan, bila 20 perusahaan raksasa dunia saat ini macam Apple, Samsung, Amazon, Microsoft, Wells Fargo, Visa, Tencent, Netflix, dan lainnya digabung. Itu akan menghasilkan kekayaan setara dengan nilai kekayaan VOC.

Kemampuannya memonopoli perdagangan dunia, membuat perusahaan yang berdiri pada 20 Maret 1602 ini sangat kaya-raya. Kekayaan yang dimiliki mencapai 78 juta gulden atau setara dengan 7,9 triliun dollar AS. Jika dikonversi ke dalam rupiah 1 dollar AS sama dengan 15.000 rupiah maka nilai mencapai 118,5 kuadriliun.

Dengan kurs yang sama, Gaji Mufti Boneka Belanda, Utsman bin Yahya yang 100 Gulden, sekitar 152 miliar rupiah di masa jayanya VOC.

Namun sayang, beliau menjadi mufti di kala VOC sudah dibubarkan dan Belanda sudah babak-belur. Selain kalah dari Napoleon Perancis, Belanda juga sudah remuk dengan pecahnya Belgia dan Luxemburg, serta banyaknya pemberontakan dahsyat di Nusantara yang membikin VOC bangkrut pada akhirnya. Sebab lainnya adalah korupsi akut, dan budaya itu diwariskan hingga kini di era Indonesia sudah merdeka.

Kembali kepada upah si Mufti Jongos Belanda. Ketika inflasi parah tersebut, gaji 100 Gulden Mufti Kacung tersebut terhitung masih lumayan, sekitar 20-30 juta rupiah.

Hitungannya : Tahun 1916 dengan 40 ribu Gulden bisa membeli 5,6 Kg emas. Ketika dia menjadi Mufti tahun 1880-an, inflasinya belum parah seperti awal Abad 20.

Jadi jelas proyek kolonial dengan mengusung imigran dari Yaman adalah untuk menjadi kaki-tangannya. Terutama setelah dipelajari oleh Snouck Hurgronje. Atasan Usman bin Yahya yang digaji 7x lebih besar darinya.

Bahwa ummat Islam Nusantara sangat menghormati keturunan Nabi SAW. Maka dicarilah siapa yang sekiranya mampu menjalankan peran tersebut. Peran ganda, sebagai ‘Cucu Nabi’ yang sekaligus mau menjadi anteknya. Selain memegang otoritas keagamaan, juga mereka dijadikan warga kelas 2 diatas pribumi, untuk menjadi pelaksana proyek penindasan dan kooptasi.

Bila telik sandi Belanda dulu sering gagal mengorek kekuatan perlawanan pribumi. Namun bila yang datang ‘cucu Nabi’ maka tentu saja langsung bocor, karena takut dosa bila bungkam. Dan banyak dari imigran ini menjadi Kapitan-Kapitan (penguasa) di tiap kota. Konon, jauh lebih kejam kepada pribumi dari pada Belandanya sendiri.

Catatan, Si Snouck ini Yahudi Belanda, memiliki atasan Van Den Berg juga seorang Yahudi. Nama terakhir ini dicatut Ba’alawi dalam mengarang Kitab Nasab Syamsu Dzohiroh. Sebagai sumber referensi bahwa Nasab Walisongo bagian dari Ba’alawi Yaman.

Waallahu Alam

Penulis: KRT. Faqih Wirahadiningrat


Copas dan share sebanyak-banyaknya.....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah 4 Ulama Bergelar Sunan Gunung Jati yang Wajib Diketahui

PRABHU AMANGKURAT AGUNG

Inilah Strategi Jitu Mereka