Walisongo dalam Sejarah, Bermazhab Syafi'i
![Gambar](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQAOP3Mke6NXN1nj1U5GVO0BWpHCawXJvNBXcy67MZ7MkVgltgiO_hxcCQr7udXbjS2zEuwXRLehmopuqJRA_DgazwzQcg0Yat0B6kLT7yB5DHZzE6S6EXGgMRiV0OqUNQp-FoaG24DLMj_sphWttqJHguOrV06wb1URKPXe9kzW8FHA3SMwdOxPAlfnM/s320/IMG-20240430-WA0050.jpg)
Tahun 1595 seorang pedagang belanda bernama Van Dulmen berkunjung ke Sedayu Tuban, di kota itu ia mendapatkan suatu manuskrip jawa yang dituliskan pada daun Lontar, Manuskrip itu dibawa pulang ke Belanda 1597 dan kemudian diserahkan kepada Pustaka Leiden tahun 1599, di Leiden manuskrip tersebut disimpan dengan katalog no XVII tahun 1599. Manuskrip itu tersimpan tanpa ada yang mengerti isinya sampai pada tahun 1916 Seorang Belanda bernama B.J.O Shrieke meneliti Manuskrip tersebut dan mendapati itu adalah Manuskrip Bonang, dinamakan manuskrip Bonang karena pada akhir manuskrip ditemukan tulisan "Tammat carita cinitra, kang pakreti Pangèraning Bonang” atau "tamat sudah cerita buah karya Pangeran Bonang" Yang kemudian Naskah tersebut diidentifikasikan sebagai karya Sunan Bonang. Yang menarik adalah Manuskrip tersebut menggunakan aksara Jawa Baru, artinya Aksara Jawa Baru sudah dipakai semenjak jaman Majapahit karena naskah tersebut kemungkinan dibuat tahun 1500an, ini sesuai...